14 Januari 2008

percakapan hati

nafasnya menciut di sela runtuhan desah.
dijepit dua bisu dan merasa payah.

membungkam bibir,
dan terseok ujung lidah yang membelit kata indah.

udara pun diam.
champagne pun masih menyisakan aroma.

hampir tiba di perlintasan yang sama
kedipan yang menawarkan bahagia
dengan taruhan yang mengunci hatinya

sontak jerit berkelebat pun beku.

percakapan nelangsa menari dipupil mata.
menyisakan pedih dari cerita lama.

di ujung... yang paling tepi,
ia masih mampu bermimpi,
hanya saja rintihannya masih berserak dan belum usai.

sunyi pun kembali menepi,
mencoba untuk tak berbunyi,
namun,
ia masih ingin sampai di ujung perlintasan dengan menari lalu berbagi hati.


Tidak ada komentar: