19 Desember 2007

mimpi semalam

"kok pohon natalnya belum kepasang?"

sibuk santa. males pasang.

"hmmm...tapi ini kan natal. kamu harusnya gembira."

gembira dari hongkong. kosong. melompong.

"ho ho ho....makanya saya datang. bawa terang"

ah...kuno!! mau tanya saya minta hadiah apa?

"iya lah, itu sudah tugas saya. kamu sudah menjadi anak yang baik setahun ini."

males. seperti iklan saja omongan santa.

"lho iya. belum lihat iklan saya ya....santa datang bawa terang!"

wagu. ora mutu.

"jadi anak manis, sebenarnya apa yang kamu inginkan pada natal ini?"

tidak tau keinginan saya kok berani-beraninya mendeklarasikan bahwa anda santa.

"udah pertanyaan standar itu. sekalian cek dan ricek. siapa tahu salah."

udah gini aja. tau gak seh sebenarnya saya pengen apa?

"yaaaaaa...tau. wong saya santa claus!!"

nggaya. jadi santa kok nggaya. ya udah kalau sudah tahu. bisa dikabulkan gak?

"dilihat nanti tanggal 25 desember ya."

ah....lama-lama aku pikir, santa ini agak mabuk. kebanyakan JD ya, santa? bisa apa tidak ini terkabul?

"berdoalah dan yakinlah, pasti terkabul"

dasar. santa mabuk. udah sini, bagi-bagi JD nya...

genggamku

mungkin waktu itu sedikit gila.
hingga tak terlihat aslinya.

sekarang,
tunggulah sebentar saja.

aku akan datang.
menghapus semua yang telah terkenang.
menggantinya dengan rasa yang lebih tenang.

mau?
*kutunggu janjimu.

17 Desember 2007

serpihan yang lacur

rantingnya rapuh,
lalu,
terinjak dan patah.

ya sudah,
buang sajalah.

*remuk.

pohon kecil menuai dahan.
angin datang melucutinya.
dahan jatuh tak lagi bertuan.

ya sudah,
biarkan sajalah.

*pedih.

mentari pagi menyisakan bayang kelam.
menutupi surya.
dan surya berkehendak mendung.
semua kelam. lagi.

ya sudah,
diam sajalah.

*lelah.

istirahat tak cukup lagi,
berlari apalagi,
sisakan kelu di hati,
dan beku....(mati).

08 Desember 2007

sepah

Kiasan rasa seperti tak cukup tertuang,
hingga aura yang ada menohok tiap sisi hati.

Geletar asa pun membelit.
Menekan dan menjadi bilur.
Garis merah sayatan pun menancap perih.

Apa jadi bila luka?
Dimana kasa untuk menutupnya?

-pojok ruang, sendiri -

07 Desember 2007

kecubung malam

Merengkuh nafas.
Mencoba mengurai tanggung.
Meraba angan yang tersipu.
Mencecap rasa.
Mendesir...

Waktu.
Hanya itu pintaku. lagi.
Menunjuk pada masa yang beda.
Merujuk pada nyata yang sama.

Demi hati.
Hanya ini.

Aku - Kamu.
Waktu itu.
Waktu kini.
Waktu nanti.

hasrat

tanpa jeda,
tanpa koma,
tanpa tanda tanya,
ataupun kata sapa,
hanya...
ingin kepulan asapku menjadi candu untuknya. titik.

06 Desember 2007

kosong

Kue tart besar boleh? (mantap)

"tidak."

Sepotong besar saja? (cukup untuk perutku)

"tidak."

Kecil? (bisa kenyang)

"tidak."

Bagaimana kalau cheery diatasnya saja? (tak apa kalau hanya melintas perut)

"sepertinya itupun juga tidak."

Lalu apa?

"tak ada"

sighhhh..... (yah, sedih deh)

munajat

pagi,
siang,
hingga malam!!

Biru untukku,
hijau untukmu,

tolong, jadikan pagi menyentuh biruku,
siang selembut hijaumu,
dan,
oh, berikanlah coklat sebagai pengganti malam untuk mencumbu.

-kamar kerja kecil, diujung ruangan pk. 22.53 WIB-

04 Desember 2007

Sukar, Mudah, Pusing!

satu orang teman, berkata "cinta itu perih karena kemaren aku harus berjuang mendapat lelakiku, karena dia sebenarnya bukan milikku"

seorang lagi, berkata "cinta itu memahami, enam tahun aku dibencinya, sekarang aku dapat melihat senyumnya untukku"

ada lagi berkata "tujuh tahun menjalin cinta bukan jaminan itu adalah cinta, karena aku menemukan dia menghamili seorang pelacur"

ah, sewaktu lalu, seseorang berkata "aku mencintainya tanpa ada rasa ingin memilikinya, dan selama 2 tahun ia menjadi sumber inspirasiku, dan meski kita sempat bercinta, sampai sekarang kita tetap berteman"

Oh, teman,
apa sebenarnya cinta?
begitu sulitkah definisinya? karena begitu subyektifnya?
begitu mudahnya kita terperangkap, karena begitu memperdayakah?
begitu sesakkah kita bila sudah terperangkap?

Hingga,
semua musisi, penulis, seniman, begitu mudahnya mencurahkan hasrat cintanya melalui karyanya.

Tapi aku?
Ku coba raba,
ku coba memahami,
tak juga mengerti.

seperti kecupan yang melintas dalam koma dan tanpa pernah menjadi titik,
penetrasi yang terasa tak pernah usai,
menghentak,
menerobos paksa,
dan tiba-tiba menyentak!!

seperti itukah?

sekali lagi, aku ingat bahwa aku pernah mengomentari seorang sahabat "kamu pasti sedang jatuh cinta, karena kamu terlihat begitu mempesona, dan betul kan kataku?"
ia berujar "iya, aku jatuh cinta, dan hidupku terasa lebih indah"
kemudian, aku berujar "tidakkah kamu takut sakit? karena cinta?"
"tentu tidak!! semua itu konsekuensinya. aku memiliki cinta, dan cinta itu memahami!! ia tidak buta, ia adalah jalan indah yang harus dilaluimu juga."

Tak mampu aku berkata-kata.

Cinta dan aku.
Mungkin bisa jadi rival,
yang saling menengok,
saling ingin mengenal,
tapi gengsi.

Mungkin. Siapa yang tahu.

Karena tiba-tiba,
aku merasakan hentakan kecil,
seperti sedang foreplay.

apa itu cinta?
Sukar, mudah, pusing!!

-kantorku, usai kerja pk.17.11-

02 Desember 2007

pergumulan

sepekan,
"coffee?"

puluhan pekan berganti,
"................."

selang tahun berganti,
"what are you up to?"

hingga ratusan hari berlalu,
"i do miss you"

sebaris kalimat yang mengguncang,
dan sebaris kalimat yang balik terucap dengan lirih....
"me too."


-ingin mengulang beberapa pekan lalu-

01 Desember 2007

dua satu, kita.

saling memendam,
saling merampas,
saling diam,

jangan ragu,
tariklah saja aku sekuat tenagamu,
hingga kamu merasa aku milikmu.

candu.

ampas

sebanyak kata yang mampu kuucap,
sebanyak kecupan yang mampu kulayangkan,
dan
selembut sentuhan yang dapat kumampukan.

tak sanggup terurai kata, selain "rindu"