29 April 2009

aku dan kamu (kita)

kamu,
mengepak hatimu dan kamu masukkan dalam kemasan

kamu,
membungkam ribuan kata dan menutupnya dalam label surat

kamu,
mengancingkan rasa kedalam bungkus rapi.

dan,
kau berikan semua kemasan, surat dan bungkus itu padaku,
seraya berucap,

ku pasrahkan hatiku, ribuan kata dan rasaku kepadamu.
karena,
ku tahu bahwa kau akan membuat hatiku lebih besar dari kemasan ini,
menambah kosakata indahku di setiap detiknya,
dan,
akan membuat bungkus rapi ini tergantikan dengan hatimu.

ku pasrahkan hatiku, ribuan kataku dan rasaku kedalam hatimu.
dan akan ku lapangkan hatiku ini untuk memberi ruang seluasnya untuk hatimu.

aku dan kamu.
kita.

19 April 2009

can-du (ku)

ada yang pernah mengucap padaku.

candu.


rasanya seperti mengambang.
lalu kucoba untuk mengurainya agar terasa berdebam rata, nyata.

can-du.


alih-alih berdebam. aku makin mengambang.
karena can-du membuatku kembali merangkum huruf menjadi kata,
dan kata menjadi untai.

can-du.


apa mau dikata terhadap apa yang telah terkata.

can-du.


yang terucap untukku,
menjadi ucap juga untukmu.

can-du.


(te-ri-ma-ka-sih)

ujung hati

Ku ambil segelas untuk menemani ujung hati

Jika cinta adalah panas, maka ia telah melumerkan peti esku tanpa harus merusaknya.

Jika cinta kemudian tertancap, maka ia telah mengoyak nadiku tanpa harus membuatnya luka.

Jika tancapan itu berarti tinggal bersama dengan nadiku, haruskah darahku menerima.



Ku raba lagi geletar hatiku, sembari ku sesapkan vodka pada ujung kerongkongan

Tapi sudah ku tetapkan, darahku menerima dan tak terluka.


Ku sesapkan kembali cairan itu pada ujung lidah. Kali ini dengan lega.

07 April 2009

Berdua

Ingin teriak kegirangan.
Meloncat tak karuan.

Sembari merasa berdebar-debar.
Berdua.

Berdua berteriak kegirangan.
Berdua meloncat tak karuan.

Berdua. Kami.