26 Januari 2008

whispering

lights will guide you home,
full of hope and none of tears will stream down to face,
all the hollow will be replaced.

every angle will be heaven,
you no longer be blind,
and brightly saw the cheer that bends above you.

dear, you fashion me within.

let's fly and ditch

just kinda feels like a dangles on the string,
perfectly floated in a happy song while im sleeping,
am i enchanted by greatly sorrowed?
with a gold of tears, im smilling while crying.

22 Januari 2008

November'

Aku pernah berpikir,
Nantinya akan begini jadinya
Aku menjadi milik orang lain,
Pacaran,
Menikah dengan orang yang kau kenal,
Bahagia.
Mengenalkan anakku ke kamu.

Sedangkan kau,
akan terus mengembara ke puncak gunung tertinggi hanya untuk meneriakkan namaku.
Mengutuk dewa dewi hanya karena tangisku yang tak pernah kau raih
Termangu dalam bergelas-gelas bir dan vodka untuk mengenang senyumku
Mencoba merangkak pada peti mati rasa yang pernah kau cipta untukku.
Mampuslah dan sepi pun mengoyakmu.

Sayangku,
Itu mimpi.
Aku tahu itu tidak akan pernah terjadi.

an insane hormone called love

Hearing “I love you” is like a selective amnesia that I want to get rid of it,
But in the same time, “I love you” is like a medicine for me to recover from this insomnia syndrome on looking d rite of living.

What does “I love you” mean?

As far as I can recall, “I love you” consist of a bloody morone thing with a bit of hormone, insane!
Hormone that makes you thrilling, shaking, and feeling there is a butterfly in your stomach,,, that triggers you for kissing, holding hands, making love, and bla bla bla, sooooo a morone things.

How someone can say “I love you”?
Some will say, because it is love or because I can’t live without her/him.
Perhaps, others will shout because it makes our live so beautiful.

Stupid.
Should a relationship need “love”?
Hell yeah!!! Never makes any defense on that statement,dear (my friend is shouting out to me)
Well, if there’s love, why it always lay a cheating also? Where is the love anyway?

Because, love doesn’t mean you are a monogamist,,, (stupid answer from my friend)
Crappp!!! How come?
Well, you have many loves, why you should keep it for one partner? (hell no, dear!)
I love my girlfriend, well,, then I do like my other girlfriend, and I really want you to be wife,, (oh,dear,,,he talks to me as if he could get me so easily)
or,
we are friends. yeah, rite,,,friends in benefit.
perhaps term of friends will be changing sooner,,

Love?
Can we change that term with “an attachment”? or “an emotional dependency”? or something like “an obsessive thought”? or “an unusual feeling”?
Above all, can we just simplify that term into something realistic?

In my perception, “love” is like a fairytale word that doesn’t exist in the way I life.

Perhaps Im just a coward who isn’t brave enough to feel “love”,,,
Or maybe Im just so scared on feeling the butterfly in my stomach,,,

For me,
Still no such thing called love,
In a relationship, there is only one important thing that is commitment.
Period.

Ok,
We like each other,
Having emotional dependency,
sexual dependency,
But, that’s all.
If we don’t have any commitment on that relationship,,,it will be vanished.

Oh, I sound like a pitty lady who've ever felt the hardest part of love then try to forget it and be sarcastic in love. Hahahaha,,,who knows.

*trust me, you are the last*

Termangu (mu)

Aku berikan kamu bulan,
Untuk mengenang lekukan malam.
Tapi aku akan curi mataharimu,
Hingga kau tak lagi hangat karena cahaya siang.

14 Januari 2008

percakapan hati

nafasnya menciut di sela runtuhan desah.
dijepit dua bisu dan merasa payah.

membungkam bibir,
dan terseok ujung lidah yang membelit kata indah.

udara pun diam.
champagne pun masih menyisakan aroma.

hampir tiba di perlintasan yang sama
kedipan yang menawarkan bahagia
dengan taruhan yang mengunci hatinya

sontak jerit berkelebat pun beku.

percakapan nelangsa menari dipupil mata.
menyisakan pedih dari cerita lama.

di ujung... yang paling tepi,
ia masih mampu bermimpi,
hanya saja rintihannya masih berserak dan belum usai.

sunyi pun kembali menepi,
mencoba untuk tak berbunyi,
namun,
ia masih ingin sampai di ujung perlintasan dengan menari lalu berbagi hati.


12 Januari 2008

pencuri malamku

bercerita tentangmu sepertinya cukup hanya semalam,
karena aku tak mau kehilangan pagi dimana aku menciummu,
dan mendapat siang saat aku menatapmu.

cukup hanya semalam,
dengan gelayut manja,
dan sentuh lembut mendamba.

tentangmu adalah rajut benang yang tak bersisa.
sebuah tuntas untuk tisikan,
dan membungkus semua di sela lipitan.

rasa mu

seperti belajar mengeja,
c.i.n.t.a.

itu sungguh darimu.

dan kamu mengajariku bagaimana berucapnya,
c.i.n.t.a.

ternyata dari bibirmu.

lalu kamu melantunkan yang harus ku rasa,
c.i.n.t.a.

dan semua dari hatimu,sayangku.

akan utuh

Putarlah lagu gembira dan biarkan senyummu terbawa,
kemudian belilah sekuntum bunga dan ciumlah harumnya,
dendangkan sebait puisi yang tersimpan di jiwa,
terbangkan bersama rasa.

Biarlah kali ini sebuah kelam tak lagi merana,
sesobek masa lalu pun tak tersisa,
dan lorong waktu menjadi lebih terang dari biasa.

Kosongkan semua pedih itu,
gantilah aku disitu,
untuk membawamu bersama nadaku.

*ada kita dan esok lebih indah, lelaki(ku)*

10 Januari 2008

mulai hangat

senandungku sepertinya tak lagi lirih,
hangat terasa menutup perih,
sendu akan pudar, menjadi putih.

lebatnya hujan sontak menjadi reniknya hujan,
yang menyentuh lembut sekujur badan.

tak akan ada lagi luka,
tak ada lagi asa,
percaya saja,
mentari ini untuk kita,
dan kembang mawar mulai mekar indahnya.

untuk kita. hanya kita.

09 Januari 2008

sayang (aku)

jika bibir mengatup,
bukan tanda ku tak suka,

jika mata tertutup,
bukan maksud ku tak menyapa,

jika jemari terkatup,
bukan berarti ku tak meraba,

pejamkanlah mata,
roncelah benang hati yang kau rasa,
genggamlah erat jiwa,
dan aku ada. disana.

bukan di bibir,
bukan di mata,
bukan pula di jemari,

seperti kau,
lelaki,
yang berusaha untuk menyapa dengan rasa yang dimiliki.

aku,
kamu,
dan ada hati yang bersemu merah diselanya, selalu.

06 Januari 2008

lelaki(ku)

kau adalah kata,
kata sambung yang membuat mata dan raga menjadi serupa.

kau adalah rasa,
mendalam namun tak jua dapat mencapai dasarnya.

kau adalah hening,
mengusap lembut hatiku tanpa bermaksud membuat kering.

kau adalah kau,
dimana aku mengenalmu untuk kesekian kalinya,
sepanjang ribuan masa,
dan selama itu pula aku luputkan semua rasa yang ada,
dan kau,
mencoba untuk menggapai namun tak sampai hati menyakiti.

dan,
aku adalah aku,
yang lebih baik menggapaimu,
dan merasakan dingin yang menjalar,
kemudian memeluk hatimu dan berujar "mari ambil sauh dan berlayar".

*untuk kesekian kali, ini untukmu, lelakiku*

kala menanti

adil?
keadilan?

apakah harus serupa timbangan, kiri 50kg dan kanan 50kg, kemudian menjadi rata dan tidak tumpah?
bisakah, dikiri 50kg dan di kanan 25kg karena memang harus begitu takarannya?

timbang?
menimbang?

apakah harus ada keadilan juga didalamnya?
bahwa aku menerima dan aku memberi harus sama persis?
atau bisakah,
aku menerima lebih banyak dan memberi lebih sedikit?
atau sebaliknya, agar timbang menimbangnya lebih cepat diselesaikan maka sebaiknya tidak harus ada keadilan didalamnya?

menimbang dan keadilan,
bagaimana kamu bisa menimbang?
apakah aku harus memberi lebih banyak?
ataukah aku harus diam dan menerima?
ataukah,
kita harus bertemu dan diam dan diam dan diam, seperti biasa?

aku diam,
aku maju,
aku menjauh,
tak ada beda. biasa saja.

mungkin,
timbangannya masih dicari...
menggunakan timbangan tradisional atau modern,
karena sepertinya menyangkut harkat hidup orang banyak.
tentu saja,
hidup aku,
hidup kamu,
dan hidup kita.

dan aku,
tetap diam, maju, menjauh, tak ada beda.
kamu hanya perlu tahu, aku sudah menemukan timbangannya. kamu?

03 Januari 2008

timbang,timpang

"aku suka kamu"

"sama, aku juga suka kamu"

ajaib,,,,,,,
(dengan beribu-ribu koma dibelakangnya)

02 Januari 2008

waktu(mu)

jika raga dapat berpindah sekarang,
rasanya kamu berada di tiap jengkal nyawaku.

merasuk,
menyeruak.

merekatkan sentuhan saat terlena,
merapatkan cumbu mesra dikala terjaga,
meninggalkan jejak dalam kata dan rasa.

seperti kata(mu),
dekat.

seperti rasa(mu),
bahagia.

dan saat ini,
kamu,
rindu,
aku,
menciptakan kenangan dalam tiap hembusan nafas.

01 Januari 2008

titian nadaku

kau sibuk menciptakan langkah teratur dalam tiap jejakmu,
memberi makna dalam tiap siangmu,
dan berharap menuai arti dalam setiap malammu.

kau terlelap dan terbangun untuk memastikan bahwa esok ada nada baru yang tercipta,
yang dapat kau nyanyikan sekeras mungkin agar ada jejak terpatri di tiap nyawa yang ada.

bagimu,
kau adalah kau.

bagiku,
kau adalah nada terlirih yang bisa dicapai oleh tangga nada yang tertinggi.

kembali ku ulang,
kau selalu sibuk menciptakan rima dan nada.

dan aku,
mengenalmu sebagai hitungan ke empat di tiap titian lagu,
meski sering keliru,
namun,
selalu bersenandung untukku,
"kamu adalah sisi bahagiaku".

menyentuhmu

tanah yang bergelombang dan menukik ini,
adalah waktu.

karang yang terjal di sungai yang mengalir tenang ini,
adalah kamu.

hijau daun dan hawa yang tenang namun ribut tak keruan,
adalah aku.

siang yang terbang,
malam yang remang.

ada aku disitu,
menemani kamu,
membelai kedua lentik matamu,
dan mencoba mengurai rasa yang terpatri dalam hatimu.

meratakan waktu yang berlonjakan, berirama (kita).
mensyahdukan karang terjal dengan pucuk cemara dipinggirnya (kamu).
tanpa menampik bahasa yang terkucur dari gesekan daun yang berdansa (aku).

aku hanya tahu,
tanah, karang dan daun menawarkan kesabaran dan kamu.